Rabu, 31 Agustus 2016

Gebyar PAUD di Yonkav 3 Singosari Malang




Keceriaan nampak terpancar di wajah-wajah lucu nan imut dari sekitar 3000-an peserta acara gebyar PAUD yang diadakan oleh Himpaudi Kabupaten Malang. Sedangkan pendidiknya sekitar 800-an Cuaca yang cerah ceria juga seakan mendukung terselenggaranya gebyar PAUD dalam rangka memperingati hari jadi Himpaudi yang jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2016.
Acara gebyar PAUD yang melibatkan seluruh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari wilayah Kabupaten Malang bagian utara ini  dipusatkan di batalyon kavaleri/Yonkav 3 Andhaka Cakti, Singosari-Malang. Sebuah markas batalyon yang menyimpan tank dan kendaraan tempur khas TNI Angkatan Darat lainnya.
Dan di sinilah keceriaan itu bermula, karena anak-anak yang berusia 2 tahun hingga 6 tahun tersebut dapat bergantian menaiki tank dengan didampingi oleh ibu-ibu gurunya (atau mereka menyebut dengan Bunda).
Gebyar PAUD yang dimulai pukul 08.00 WIB ini juga dihadiri oleh ketua Himpaudi Kabupaten Malang, Dra. Lies Zuhroh dan dibuka oleh Kepala Bidang PLS Kabupaten Malang, Drs. Sudarjo, M.Pd. yang mewakili Kepala Dinas Kabupaten Malang. Dalam sambutannya kepala Bidang PLS Kabupaten Malang menyatakan apresiasi yang besar atas terselenggaranya gebyar PAUD Kabupaten Malang tahun 2016 dan berharap acara ini bisa berlangsung setiap tahunnya.
Selanjutnya setelah pembukaan, diadakan senam masal Si Kumbi yang dilakukan antara anak-anak dan orang tuanya. Senam Si Kumbi selain dilaksanakan dengan gerakan-gerakan yang mencerminkan kegembiraan, juga syair yang terkandung di dalamnya sarat akan pesan moral. Utamanya kejujuran bagi anak-anak. Senam ini bahkan menjadi senam wajib pada pagelaran Gerakan Nasional Pembelajaran Aku Anak Jujur (Gernas Manjur) yang diadakan serentak oleh PAUD pada Bulan Juli lalu di seluruh Indonesia.
Nah, setelah senam masal Si Kumbi kemudian peserta didik yang sudah diatur bergiliran per kecamatan ini lalu menaiki tank dan kendaraan lapis baja lainnya. Dengan dibantu oleh anggota tentara, anak-anak ini dengan senangnya dapat naik ke dalam kendaraan tempur tersebut. Bahkan beberapa diantaranya ada yang naik ke atas kendaraan. Tentu saja masih tetap dalam pengawasan guru dan tentara.

Meskipun tank yang mereka naiki hanya sekitar 10 atau 15 menit saja dan berkeliling di seputar wilayah lapangan Yonkav 3 Singosari-Malang, tetapi anak-anak begitu bersemangat dan merasa terkesan dengan pembelajaran mereka hari itu yang amat menyenangkan. Malah ketika ditanya setelah naik tank, “Apa cita-citamu?” serentak mereka akan menjawab, “Jadi tentara!”



Jumat, 26 Agustus 2016

Kalender Pendidikan PAUD Amanah Bunda Lawang 2016-2017


Kalender Pendidikan PAUD Amanah Bunda Lawang Semester 1 
Tahun ajaran 2016-2017



Kamis, 25 Agustus 2016

Gebyar Kemerdekaan RI ke-71 di PAUD Amanah Bunda Lawang






Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara kegembiraan sekaligus perjuangan untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71 dilakukan penuh semarak di PAUD Amanah Bunda Desa Mulyoarjo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Kali ini lomba-lomba ketangkasan yang diikuti oleh seluruh peserta didik PAUD Amanah bunda Lawang beserta orang tuanya tersebut diselenggarakan pada Hari Jumat tanggal 26 Agustus 2016. Lomba-lomba yang diadakan antara lain: lomba makan kerupuk dan lomba berjalan di atas karton titian untuk para peserta didik. Sedangkan untuk orang tuanya diadakan lomba membawa tampah yang didalamnya terdapat bola tenis dan lomba memasukkan benang ke dalam jarum sambil lari cepat.

Tentu kelucuan dan gelak tawa mewarnai lomba yang diselenggarakan oleh PAUD Amanah Bunda Lawang kali ini. Menurut Choirul Qomariah, S.P., Kepala Sekolah PAUD Amanah Bunda Lawang menyatakan bahwa kegiatan untuk menyemarakkan kemerdekaan selalu diadakan setiap tahunnya. "Entah itu yang dilakukan atas undangan dari pihak luar ataupun kami mengadakan di dalam PAUD Amanah Bunda sendiri, kami selalu aktif berpartisipasi," terangnya.






Rabu, 24 Agustus 2016

Indikasi Temper Tantrum #WiseParenting


       Anis (3 tahun) diajak berjalan-jalan oleh ibunya di pertokoan. Tiba di sebuah etalase yang dipenuhi dengan boneka, Anis pun terpesona pada satu boneka berambut panjang dengan tidak berkedip. Sedetik kemudian bocah perempuan itu langsung meminta pada ibunya untuk segera membelikan boneka tersebut. Ibu Anis merespon tidak karena merasa boneka Anis sudah banyak dan minggu lalu pun sudah pula ibunya belikan yang baru. Anis tetap ngotot dan berulang kali meminta ke ibunya. Sedang jawaban ibunya pun masih tidak. Tak seberapa lama Anis mulai menangis, semakin lama semakin kencang. Dan kini ia pun tidak mau bergerak dari tempat etalase tersebut. Malah ia bergulingan ke lantai dengan kaki yang menendang-nendang sembari menjerit dan menunjuk ke arah boneka yang dia inginkan.
Kita, orang tua, pasti pernah mengalami bagaimana seorang anak mengalami saat-saat marah yang keterlaluan, mengamuk, bergulingan di lantai, mencakar dirinya dan orang lain, membuang apapun yang ada di dekatnya, serta berteriak-teriak tak karuan dengan keras sembari menangis kencang. Itulah saat anak-anak mengalami temper tantrum. Masa yang membuat kita juga ikut terlibat dalam suasana stress, geregetan, marah, dan ingin sekali mengambil tindakan supaya anak kita segera menghentikan perbuatannya tersebut.
Temper tantrum sebenarnya perilaku umum yang biasanya didapati anak usia 0-6 tahun yang mungkin sekali ingin mengekspresikan kemarahannya dengan melakukan perbuatan seperti dicontohkan di atas, seperti menendang, membuang apapun yang ada di dekatnya, berteriak, menangis sejadi-jadinya, bergulingan di lantai, bahkan terkadang sampai menahan nafas hingga sesenggukan dan susah menghirup udara.
Tantrum mulai terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, ketika mereka mulai bertahap mengenal tentang konsep diri. Meskipun konsep aku dan apa yang sebenarnya kuinginkan cukup mampu mereka terima, tapi mereka terlalu kecil untuk mengetahui seharusnya bagaimana memuaskan apa yang mereka inginkan tersebut. Sehingga tantrum menjadi titik temu antara energi dan hasrat yang terlampau besar pada anak dengan kebutuhan dan keinginan yang ingin segera mereka wujudkan yang terkadang tidak bisa diungkapkannya dengan kata-kata.
Biasanya tantrum memuncak di usia 2 hingga 3 tahun, dan akan mengalami penurunan pada usia 4 tahun. Sedang jika di usia 4 tahun atau lebih anak masih sering kali mengalami temper tantrum, ini harus diwaspadai dan dievaluasi oleh professional. Bisa jadi hal tersebut sudah menyimpang dari perilaku normal dan pencetus timbulnya masalah perilaku yang lebih besar lagi.
Kebanyakan tantrum di usia 2-3 tahun terjadi jika mereka mendapat perkataan atau jawaban dari orang tuanya tidak terhadap sesuatu yang mereka inginkan. Kemudian akan mereda jika keinginan yang anak-anak inginkan itu terlaksana. Sedangkan rentang masa terjadinya tantrum ini tergantung dari tingkat energi anak serta kesabaran dan keterampilan orang tua dalam pengasuhan. Karena tentunya kita ingin sekali menghentikan tantrum, bukan? Terlebih jika anak melakukan tantrum di tempat umum yang pastinya membuat kita menjadi gusar.

Senin, 01 Agustus 2016

Memupuk Tanggung Jawab pada Anak #WiseParenting


       Bertanggungjawab berarti mampu dipercaya, menepati janji, dan menghargai komitmen. Berani tanggung jawab juga berarti konsekuensi dari perkataan dan perbuatan. Anak-anak yang mempunyai rasa tanggung jawab tidak akan begitu saja mencari alasan-alasan pemakluman atas perbuatan yang ia lakukan atau malah justru menuduh orang lain yang melakukan.
Cobalah dengarkan gaya beberapa orang tua jika anaknya (1-3 tahun) secara tidak sengaja jatuh, mereka akan berkata, Sudah bangun tidak apa-apa, Iiihkodoknya nakal. Kalimat itu sering terdengar. Jika tidak menyalahkan kodok yang memang tidak ada di tempatnya, barang kali akan menyalahkan tembok, batu, kerikil, dan lainnya. Alangkah lebih baik jika mengatakan, Sudah bangun tidak apa-apa, nanti jika lewat sini hati-hati ya, matanya melihat ke bawah. Ungkapan tersebut lebih bermakna rasa tanggung jawab. Sebab kesalahan terjatuh disebabkan karena anak kurang berhati-hati. Bukan karena kodok dan sebagainya. Sehingga anak tidak akan melempar kesalahan dan tanggung jawab pada yang lain apabila dia yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Beberapa langkah bijak yang dapat kita lakukan agar anak mampu bertanggungjawab adalah sebagai berikut:
Beri contoh bagaimana bertanggungjawab. Dari pada menasehati dan memerintah, lebih baik contoh dan lakukan bersama anak. Misalkan sewaktu membereskan mainan setelah dipakai. Jika kita berteriak saja, kecil kemungkinan anak (2-3 tahun) akan dengan senang hati mengikuti. Tapi kita contohkan dengan bersama-sama merapikannya. Sambil terus diberi arahan bahwa seperti itulah cara merapikan mainan dengan benar.
Kenali perkembangan rasa tanggung jawab mereka. Sebab tidak ada yang instant dengan kemampuan mempunyai rasa tanggung jawab ini pada anak-anak. Semuanya diawali setahap demi setahap dan kita tidak bisa hanya langsung memberikan arahan tanpa harus mencontohkan seperti apa bentuk tanggung jawab tersebut. Ingat, anak usia dini masih berpijak pada nalar konkret. Contohnya, jika pada hari berikutnya anak belum merapikan mainan cobalah kembali merapikan bersamanya. Jika kita sendiri yang melakukannya, maka ia berpikir bahwa merapikan mainan adalah urusan orang tua dan bukan menjadi tanggung jawabnya. Di hari berikutnya, awasi saja sehingga dia sendiri dapat melakukannya sendiri.
Ajari anak memilih sesuatu disertai dengan konsekuensinya. Misalnya, jika suatu saat anak  (2-4 tahun) merengek minta dibelikan balon maka katakan jika dia sudah mendapatkannya maka tidak ada lagi uang jajan, itu konsekuensinya. Dan kita harus menepati ucapan kita supaya dia belajar berkomitmen.
Jangan menunggu sampai anak selesai melakukan tanggung jawabnya, berilah penghargaan yang bisa menguatkan pengertian tanggung jawabnya. Misalkan, sepulang sekolah anak langsung menaruh sepatu dirak sepatu, langsung katakana saja, Nah, kalau ditaruh di situ kan jadi rapi dan indah.
Bersikap tenang bila ada perbuatannya yang membuat kita jengkel, misalnya menumpahkan susu di atas meja. Memarahinya bisa membuatnya mencari alasan dan pembenaran, tapi suruhlah untuk mengambil lap lalu membersihkan tumpahan meja. Karena itu konsekuensi atas kelalaiannya.
Hindari terlalu memanjakan anak. Ingatlah bahwa masalah-masalah kecil pada anak yang sering kita selesaikan sendiri tidak akan membuatnya bertambah rasa tanggung jawabnya, padahal di belakang hari segudang masalah akan menanti mereka. Misalkan pada anak 5-6 tahun dengan selalu menyuapi, menatakan tas sekolah dan mainan, dan memakaikan baju.
Beritahukan tentang waktu dan jam. Meskipun anak-anak belum bisa melihat jam, tapi jika kita beritahu bahwa lima menit lagi harus mandi, atau sepuluh menit waktunya tidur, atau lima belas menit lagi menyudahi permainan. Dan itu juga berarti memberi konsekuensi pada anak untuk memilih. Jika tanpa pemberitahuan tiba-tiba kita memerintahkan mereka untuk tidur misalnya, bisa jadi mereka akan mengamuk karena tidak mau. Tapi dengan memberi kesepakatan waktu, jelas mereka akan menyadari konsekuensinya sendiri.
Buku-buku cerita dan kisah dapat juga membuat anak mempunyai gambaran bagaimana seharusnya rasa tanggung jawab itu dimiliki.
Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak membutuhkan waktu dan bertahap. Tapi jika dilakukan dengan kuat dan tegas serta konsisten diterapkan, maka karakter tanggung jawab mudah-mudahan dapat ditumbuhkan selagi dini.
Dan bagaimanapun juga kelak anak-anak kita akan menjadi pemimpin, sehingga karakter tanggung jawab harus ia lekatkan dalam-dalam di kehidupannya. Lalu terlihatlah beberapa ciri yang bisa dilihat pada diri anak yang sudah terlatih mempunyai rasa tanggung jawab tersebut. Diantaranya adalah selalu mengerjakan pekerjaan atau tugas dengan cara terbaik, maksimal dan penuh semangat, tidak mudah menyalahkan orang lain atas kegagalan dan kesalahan dalam pekerjaan yang diamanahkan kepadanya, menuntaskan pekerjaan dan tidak setengah-setengah berhenti di tengah jalan, dan membiasakan diri untuk selalu bersemangat dan tidak bermalasan.
 

My Blog List

Term of Use

PAUD AMANAH BUNDA LAWANG Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino