Namun ada kalanya beberapa orang tua yang salat di dalamnya terkadang merasa terganggu dengan tingkah polah anak 2 atau 3 tahun yang ada di masjid. Bagaimana tidak? Ketika sedang khusuk-khusuknya dalam takbir dan ruku’ tiba-tiba seorang anak menghampiri dan menginjak-injak tempat sujudnya. Lalu berlarian ke sana ke mari bahkan berupaya menaiki tangga mimbar. Akhirnya, tak jarang ada orang yang melarang anak-anak dibawa ke masjid dengan mengatasnamakan kekhusukan.
Baiklah, saya tidak akan menyalahkan orang tua yang merasa terganggu dengan kehadiran anak-anak di masjid. Bahkan terkadang ada seseorang yang menegur dan memerintahkan untuk langsung menggendong pulang anak yang menangis di dalam masjid. Belum lagi ketika nanti bocah kecil itu menangis karena minta pulang atau mendadak merengek ingin pipis.
Pun saya juga tak akan pernah menyalahkan anak-anak yang begitu antusias ingin melihat seperti apakah tempat untuk memuja Penciptanya tersebut. Bukti bahwa rasa keingintahuannya yang tinggi terekam saat dia berlarian ke sana ke mari, memandangi orang yang salat, atau berupaya mendekat ke imam salat.
Kemudian jika ada peringatan untuk tidak membawa anak kecil ke masjid, apakah kita tidak akan mengenalkan anak-anak ke tempat suci tersebut? Meskipun mereka belum baligh dan belum mendapat kewajiban untuk menunaikan salat, ada baiknya untuk sekali-kali mengenalkan masjid.
Pilihan bijak membawa anak usia dua atau tiga tahun ke masjid adalah saat salat berjamaah belum dikerjakan. Diawali dengan mengatakan bahwa masjid adalah tempat suci sehingga langkah kaki pun harus suci saat memasukinya. Maka paling tidak basuhlah kaki sebelum memasuki masjid, atau sekalian mengenalkan bersuci (wudhu) pada anak-anak. Berikutnya terangkan bahwa jika salat berjamaah ditunaikan hendaknya diam dan mengikuti gerakan-gerakan salat. Dan itu jauh lebih efektif jika di rumah sebelumnya sudah diajari dan dibiasakan untuk mengikuti gerakan salat. Meskipun saya menjamin anak-anak akan lebih nyaman untuk duduk di pangkuan atau menaiki punggung saat sujud dilakukan.
Dan tidak perlu marah jika anak-anak ingin menaiki punggung atau minta digendong. Karena Rasul pun dengan rasa cintanya menggendong cucu beliau saat salat sedang berlangsung. Diriwayatkan oleh Abu Qatadah Al-Anshari bahwasanya Ruasulullah SAW pernah salat sembari menggendong Umamah, putri Zainab. Apabila sujud, beliau meletakkan cucunya itu ke tanah; dan apabila bangun, beliau menggendongnya kembali (Bukhari, Kitabush Shalat 486)
0 komentar:
Posting Komentar