Senin, 19 Desember 2016

Merayakan Hari Ibu di PAUD Amanah Bunda Lawang








Ada perasaan yang membuncah manakala tangan-tangan mungil anak-anak ini menyuapkan kue kering buatan mereka sendiri kepada ibunda tercinta. Rasa haru dan tangisan air mata pun tak terbendung dari para ibunda yang anaknya waktu itu dengan sayang menyuapkan kue pada mereka.
Itulah sekelumit adegan pada perayaan hari ibu yang diselenggarakan di aula PAUD Amanah Bunda Lawang pada Senin, 19 Desember 2016. Acara yang dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan raport semester ganjil tahun ajaran 2016-2017 benar-benar terkesan karena beberapa guru juga tak kuasa menitikkan air mata. Inilah bukti dan kecintaan yang ditanamkan oleh para pendidik agar anak-anak sayang kepada orang tua mereka.
Penerimaan raport selain diisi dengan sambutan dari Kepala PAUD Amanah Bunda dan ketua Lembaga Pendidikan Islam Al-Amanah, juga menampilkan hafalan surah pendek, doa-doa sehari-hari, dan juga Asmaul Husna beserta artinya.
Acara yang dimulai dari pukul 08.00 WIB ini diakhiri dengan penerimaan raport dan konsultasi perkembangan peserta didik dengan para wali murid masing-masing.

Kamis, 08 Desember 2016

FUN COOKING KUE KERING ISTIMEWA










Ada yang berbeda dengan program fun cooking yang dilakukan oleh peserta didik PAUD Amanah Bunda Lawang pada Jumat, 9 Desember 2016. Sebab semua peserta didik dan guru-gurunya memakai baju khas koki.

Kali ini peserta didik melakukan puncak tema profesi, dan yang terpilih adalah profesi chef alias koki. Sehingga kostum yang dipakai juga menyesuaikan dengan tema terpilih.

Acara yang dimulai pukul 08.00 WIB di aula PAUD Amanah Bunda ini sangat berkesan. Selain peserta didik diajari bagaimana mengadon kue kering, menggiling hingga pipih, lalu mencetak, dan terakhir menaburi kue dengan misis, wijen, dan gula-gula.

Keriuhan pun terjadi diantara peserta didik untuk berdiskusi, sabar mengantri, dan juga saling mengingatkan satu dan lainnya. Tapi yang jelas semua berjalan dengan lancar dan tertib.

 Dan sekali lagi program entrepreneurship sebagai program unggulan PAUD Amanah Bunda sekarang ini kembali terlaksana. Dengan fun cooking pembuatan kue kering yang merupakan aspek produksi dari kewirausahaan bisa terprogram dengan baik.

Tidak berlebihan bila kami berharap salah satu dari peserta didik PAUD Amanah Bunda ada yang menjadi chef atau pengusaha kue kering. Semoga, amiin.

Sabtu, 03 Desember 2016

Dodolan Minggu #ProgramEntrepreneurship






Hari Ahad, 4 Desember 2016, kembali peserta didik PAUD Amanah Bunda yang didampingi oleh guru dan orang tua melaksakan kegiatan bazaar Dodolan Minggu. Acara yang bertempat di pertigaan sekolah di Dusun Watugel, Desa Mulyoarjo, Kecamatan Lawang-Kabupaten Malang kembali menyita perhatian dari warga sekitar, dimana anak-anak dan orang tua belajar melakukan transaksi jual beli secara langsung.

Program entrepeneur memang program unggulan PAUD Amanah Bunda yang bertujuan untuk membentuk dan menumbuhkan mindset kewirausahaan bagi peserta didik seperti: berani, jujur, tanggung jawab, ulet, dan berorientasi pada hasil.

Dan akhirnya dalam Dodolan Minggu kali ini juga terlihat kreatifitas dari peserta didik PAUD Amanah Bunda dengan kue-kue yang menarik dan juga craft-craft yang juga menarik.

Bazaar anak yang dibuka pukul 06.00 WIB hanya berlangsung selama 1 jam. Karena pada pukul 07.00 WIB jualan peserta didik hampir semuanya habis. Yang penting semuanya gembira dan pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan.

Selasa, 15 November 2016

PAWAI DAN AKSI SENI PAUD AMANAH BUNDA




Peresmian gedung taman posyandu yang diselenggarakan pada Minggu 13 November 2016 berlangsung denban meriah di Desa Mulyoarjo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.

Gedung taman Posyandu Mawar Putih memang bersebelahan dengan gedung PAUD Amanah Bunda yang merupakan eks gedung SDN Mulyoarjo 1.

Acara peresmian yang melibatkan banyak pihak dan masyarakat Desa Mulyoarjo ini dilaksanakan dari pagi dengan gerak jalan santai, dilanjut dengan pawai pada sore harinyi.

Rabu, 26 Oktober 2016

VISITASI TIM ASESOR BADAN AKREDITASI NASIONAL PAUD DI AMANAH BUNDA LAWANG








Dimulai pukul 07.30 WIB, Tim asesor Badan Akreditasi Nasional PAUD mendatangi PAUD Amanah Bunda Lawang untuk melakukan visitasi dan penilaian akreditasi sekolah PAUD 2016.

Ibu Miftahul Jannah, S.Pd., dan Ibu Hendra Wahyuni, S.Pd., M.Pd., melakukan pembukaan yang disusul dengan observasi pembelajaran di kelas-kelas, kemudian observasi di lingkunban sekolah.

Setelah dirasa cukup dengan beberapa gambar yang diambil di kamera, keduanya kemudian mulai bertanya dan menginginkan beberapa bukti fisik serta dokumen yang diperlukan.

Awalnya memang terasa agak tegang, namun diluar dugaan, kedua tim asesor yang mendatangi PAUD Amanah Bunda Lawang adalah ibu-ibu yang ramah dan bersahabat.

Acara visitasi diteruskan dengan melampirkan beberapa kelengkapan yang harus dikopi, serta beberapa gambar yang harus dicetak. Pada pukul 14.00 acara penutupan pun dilakukan.

 Terima kasih kepada tim asesor BAN PAUD yang telah menilai PAUD Amanah Bunda Lawang. Semoga hasilnya memuaskan semua pihak.

Kamis, 20 Oktober 2016

STUDY BANDING HIMPAUDI KECAMATAN LAWANG DAN PENDIDIK PAUD SE-LAWANG DI PAUD AMANAH BUNDA


     



Sebanyak 12 orang rombongan pengurus Himpaudi dan pendidik se-Kecamatan Lawang mengunjungi PAUD Amanah Bunda Mulyoarjo, Lawang-Malang pada Selasa, 4 Oktober 2016 untuk melakukan study banding dan observasi.
       Acara yang dilakukan dari pukul 07.00 WIB ini dimaksudkan terutama untuk melihat secara langsung kegiatan pembelajaran PAUD Amanah Bunda dari pagi hari saat penyambutan anak di gerbang sekolah, hingga pembelajaran di tiap sentra.
       PAUD Amanah Bunda Lawang memang sudah menerapkan sentra sejak tahun 2011. Dan ketika kini setiap PAUD diharuskan untuk menerapkan metode Sentra maka PAUD Amanah Bunda siap untuk menjadi rujukan, baik untuk diobservasi maupun diberikan feedback atau masukan yang berarti.
       Sentra yang ada di PAUD Amanah Bunda terdiri dari: Sentra Imtaq, Sentra Peran, Sentra Persiapan, Sentra Alam, dan Sentra Balok. Dengan moving class setiap hari, diharapkan peserta didik yang ada di PAUD Amanah Bunda Lawang selalu kaya dengan pengalaman baru dalam bermain dan belajar.
       Sementara itu, ketua Himpaudi Kec. Lawang, SP. Mrihatini mengatakan bahwa study banding yang dilakukan oleh pengurus Himpaudi dan beberapa perwakilan pendidik PAUD Lawang ini dirasa sangat perlu dalam memantapkan metode Sentra yang selama ini sebagian sudah diterapkan oleh masing-masing lembaga PAUD di tempatnya. Dan di akhir acara, Ketua Hipaudi Lawang mengatakan bahwa banyak hasil yang dapat diperoleh bagi peserta study banding kali ini, utamanya tentang densitas bermain dan juga penilaian yang dirasa agak sulit selama ini diaplikasikan.
     Pada kesempatan yang sama,Kepala PAUD Amanah Bunda Lawang, Choirul Qomariah, S.P. menyambut dengan tangan terbuka siapapun yang ingin berkunjung ke PAUD Amanah Bunda Lawang dan tentu dengan senang hati berbagi tentang apa saja yang diperlukan oleh peserta study banding demi kebaikan lembaga pendidikan anak usia dini di Indonesia.
       Sementara itu pada hari Kamis, 6 Oktober 2016 dua orang perwakilan dari Smart Media Restu Maulidianto, S.Pd., Gr., dan Wendra Syehrofi, S.Pd.,Gr. Juga berkunjung ke PAUD Amanah Bunda untuk srudy banding karena akan segera membuka lembaga pendidikan anak usia dini. Semoga ilmu yang didapatkan juga berkah.

Rabu, 28 September 2016

Agar Anak Mematuhi Orang Tua #WiseParenting


       Orang tua yang bijak terlebih dahulu akan memilih pola asuh yang tepat untuk anak. dan kata kuncinya adalah instropeksi. Ya, sekarang saatnya kita instropeksi diri dalam mendidik anak. Apakah kita terlalu permisif pada anak sehingga mereka bahkan tidak menghormati kita? Ataukah kita terlalu otoriter sehingga membuatnya merasa luar biasa takut di rumah tapi bisa sok sangat bebas di luar rumah? Ataukah kita berlepas tangan hingga mungkin saat kita perlu bicara padanya mereka juga tidak perlu merasa mendengarnya?
Pola asuh amat mempengaruhi sikap dan karakter anak. Sehingga kita perlu untuk merubahnya lebih bijaksana agar anak-anak mengerti jika keberadaannya sangat berarti bagi kita. Dan dia pun paham bahwa keberadaan kita juga sangat berarti bagi mereka. Dengan demikian anak-anak yang cenderung suka membangkang dan menentang dapat mengurangi sikap mereka tersebut pada kita.
Selayaknya kita bijaksana menyikapi anak-anak yang suka membangkang setelah mengidentifikasi pemicunya, meskipun kita memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk membuatnya lebih disiplin dengan secepat kilat. Karena layaknya sebuah karakter lainnya, kedisiplinan berasal dari pembiasaan yang dibudayakan. Sehingga alangkah baiknya bila semua hal buruk anak juga dikembalikan lagi pada diri kita masing-masing.
Introspeksi diri adalah langkah awal untuk memperbaiki keadaan. Mungkinkah anak kita belajar cara membangkang dari kita sendiri? Misalnya, apakah kita memaksakan suatu hal kepada anak seperti kita melakukannya kepada teman-teman kita? Ataukah kita menolak mendengarkan permintaan keluarga ketika bernegosiasi dan bermusyawarah di rumah? Apakah kita menginginkan semua peraturan dipatuhi tanpa kecuali? Apakah kita terlalu menuntut atau terlalu mengendalikan? Intinya adalah apakah kita menampilkan sikap yang kita inginkan untuk ditiru anak? Karena sudah berulang kali disampaikan bahwa anak-anak adalah peniru yang ulung. Dan tentu saja role model terdekatnya adalah kita, para orang tua.
Cobalah ingat respon kita kepada anak akhir-akhir ini. Bagaimana kita menyampaikan permintaan kepada anak? Apakah kita menyatakan permintaan dengan nada yang tenang dan menghargai, ataukah malah sebaliknya dengan berteriak, memaksa atau mengancam? Apakah kita bersikap santun dan menunggu anak dengan sopan? Apakah kita terlalu menuntut kepatuhannya? Ataukah bersedia mendengarkan permintaan anak? Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya dengan hati yang jernih dapat kita ungkap.
Berikutnya untuk memahamkan anak supaya meminimalisasi pembangkangan, coba tekankan rasa empati ini pada anak, Perlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan. Hargai orang lain seperti halnya kamu juga ingin diperlakukan.
Ajarkan pada anak untuk menanyakan pada diri sendiri sebelum dia melakukan sesuatu, Apakah kamu mau diperlakukan seperti itu? Jika anak sudah bisa mengungkapkan perasaan dan juga dapat merasakan perasaan orang lain, itu akan jauh lebih mudah membuatnya untuk bisa mengendalikan ucapan dan tindakan yang sekiranya dapat membuat orang lain merasa tersinggung, marah, jengkel, dan sebagainya.
Anak-anak pembangkang juga cenderung mengubah segala hal menjadi perebutan kekuasaan, yang berujung pada pertengkaran. Kita sebaiknya selektif memilah masalah yang agak terasa penting, misalnya masalah akhlak, dan membiarkan masalah yang tidak begitu penting, seperti makan sayur, untuk menjaga kondisi rumah lebih tenang dari frekuensi pertengkaran antara kita dan anak. Sebab sering kali pertengkaran itu disebabkan oleh cara kita meminta anak untuk patuh dalam sekejap, sedang banyak sekali sesuatu yang menurut kita baik bagi anak malah selalu ditentangnya. Dan tentu saja, dengan menyeleksi secara bijaksana banyaknya permintaan dan tuntutan kita yang nanti dapat berujung pada pertengkaran dengan anak.
Meskipun komunikasi masih menjadi inti dari permasalahan anak yang menentang, tetapi ada beberapa tehnik khusus yang dapat dilakukan untuk dapat mereduksi penentangan dan pembangkangan. Deborah Carol dan Stella Reid dalam buku Nanny 911, mengemukakan beberapa trik seperti di bawah ini:
Turunkah tubuh kita sejajar dengan tinggi anak, bisa dengan membungkuk, berlutut, atau duduk.
Tatap mata anak, ini adalah proses yang amat penting. Jika diperlukan palingkan wajah anak pada kita sehingga kontak mata dapat terjalin, tentunya dengan rengkuhan tangan yang lembut saat memalingkan wajahnya.
Apabila anak dalam keadaan marah, kita dapat mengusap bagian punggung atau perutnya. Kita tidak perlu memeluk atau menariknya, kecuali anak dalam kondisi sangat histeris dan perlu ditenangkan. Jika anak histeris, biarkan dia tenang dulu sebelum memulai percakapan apapun. Dan mintalah anak untuk mengatur pernafasan dengan menarik nafas dalam-dalam.
Jaga nada suara kita, berkatalah dengan suara yang tegas tetapi lembut. Suara seseorang secara alami berfluktuasi naik turun ketika sedang bahagia atau dalam keadaan senang. Suara serius untuk mempertegas adalah suara yang tidak bernada terlampau tinggi.
Beri ungkapan kepada anak untuk membantu mengalirkan percakapan dan perasaannya. Misal, Coba ikuti ibu, kemudian, Apa yang membuatmu kesal?
Ulangi apa yang yang dikatakan oleh anak. Itu menunjukkan kepada mereka kalau kita benar-benar mendengarkan apa yang telah mereka ucapkan.
Jangan langsung menyela. Biarkan anak menyelesaikan apa yang ingin mereka sampaikan tanpa harus disela oleh kita.
Tetaplah tenang. Ketenangan kita menghadapi anak-anak akan mendorong mereka lebih tenang dari sebaliknya.

Pemeriksaan Kesehatan Rutin PAUD Amanah Bunda Lawang



Pemeriksaan kesehatan rutin digelar PAUD Amanah Bunda Lawang pada Rabu, 28 September 2016. Acara rutin yang bekerjasama dengan Puskesmas Pembantu (Pustu) Mulyoarjo-Lawang ini menghadirkan bidan desa Ibu Nurul, Amd. Kes., untuk memeriksa kesehatan seluruh peserta didik PAUD Amanah Bunda. Termasuk juga memeriksa tumbuh kembangnya.
Acara dimulai sejak pukul 08.00 WIB dan diakhiri pukul 10.00 WIB dengan disertai seluruh pendidik PAUD Amanah Bunda. Menurut Kepala PAUD Amanah Bunda, Choirul Qomariah, S.P. pemeriksaan kesehatan rutin ini adalah bagian dari Memorandum of Understanding (MOU) antara PAUD Amanah Bunda Lawang dengan Puskesmas Lawang yang dalam hal ini diwakili oleh Pustu Mulyoarjo.
Pemeriksaan kesehatan ini meliputi pencatatan berat dan tinggi badan. Kuku dan kulit. Mulut dan gigi, serta tenggorokan. Rambut. Telinga. Mata. Juga imunisasi serta vaksin. Plus penjelasan makanan sehat dan cara merawat diri sendiri dengan benar.
Dengan demikian, diharapkan peserta didik PAUD Amanah Bunda selalu sehat dan terjaga kesehatannya.

Jumat, 16 September 2016

SAFARI MASJID PAUD AMANAH BUNDA LAWANG




Meningkatkan iman dan taqwa bagi peserta didik PAUD Amanah Bunda Lawang dilakukan selain dengan pembiasaan, juga dilaksanakan dengan langsung mendatangi rumah ibadah atau masjid. Program Safari Masjid adalah salah satu kegiatan yang memang rutin dilakukan oleh PAUD Amanah Bunda Lawang dalam mengembangkan aspek religius peserta didik.

Safari Masjid biasanya memang sebatas dilakukan di sekitar Desa Mulyoarjo Kecamatan Lawang-Malang, dimana peserta didik PAUD Amanah Bunda berasal. Dan kali ini safari masjid diselenggarakan di Masjid Baitus Salam Dusun Pakutukan, Desa Mulyoarjo, Kecamatan Lawang pada Kamis, 15 September 2016.

Banyak yang bisa dipelajari bila anak-anak berada di masjid. Selain mengenalkan rumah ibadah yang suci dan harus disucikan oleh setiap anak bila memasukinya. Di dalam masjid ada banyak amalan-amalan yang dapat dilakukan. Seperti masuk dengan kaki kanan beserta dengan doanya. Berwudhu atau dalam keadaan suci. Sholat tahiyatul masjid 2 rokaat, dan lainnya.

Namun yang paling penting, belajar langsung di masjid akan menjadi sebuah pengalaman tersendiri yang berkesan bagi anak-anak, utamanya yang jarang atau belum pernah diajak oleh orang tuanya mengunjungi masjid. Bahwasanya bangunan itu adalah rumah Allah, tempat memohon doa dan sholat, dan semua muslim boleh bahkan wajib menunaikan ibadah sholat di sana.

Selasa, 06 September 2016

Efek Pola Asuh #WiseParenting


       Lia (5 tahun) kedapatan ibunya hanya meletakkan bungkus permen begitu saja di atas meja setelah ia makan. Ibunya kemudian berkata, Sayang, bungkus permennya kan seharusnya dibuang di tempat sampah. Lia langsung memandang ibunya dengan mimik cemberut seraya menjawab, Sebentar Ma, aku sedang mewarnai buku gambarku.
Gambaran di atas tentu menunjukkan sebuah penentangan atau bantahan seorang anak yang tidak mau dengan segera membuang bungkus permennya karena dia masih sibuk mewarnai buku gambarnya. Tapi bila bijak kita akan mencoba menarik kesimpulan sendiri secara sederhana, bahwa anak memiliki alasan logis mengapa dia tidak segera membuang sampahnya, yaitu dia masih asyik dan berkonsentrasi penuh dengan urusannya mewarnai.
John Gray dalam Children are from Heaven mengatakan bahwa fase anak yang mulai protes dan menentang terhadap orang tua adalah bentuk perlawanan yang disebabkan anak sudah mulai mempunyai keinginan dan kebutuhannya sendiri. Penentangan ini juga menunjukkan jika anak sudah mulai memasuki tahap mandiri dan ingin tidak bergantung pada orang tuanya.
Sekarang mari bayangkan keempat penanganan empat tipe pola asuh seperti yang sudah dipaparkan di atas. Orang tua jenis otoriter tentu akan berkacak pinggang dan dengan muka marah langsung berseru, Sekarang juga buang sampahnya! Atau Mama juga akan membuang buku gambarmu sekalian!
Mungkin Lia akan langsung membuang sampahnya karena dia tidak bisa lagi mendebat ibunya yang marah. Tapi dalam hati dia akan tetap menggerutu. Dan mulailah akal cerdiknya mencari alasan supaya esok hari tidak mendapat marah jika meletakkan bungkus permen di atas meja. Bisa saja bungkus permen akan diselipkan di tas, di buku, atau alasan lainnya. Dan karena sekarang Lia sudah jengkel, bisa jadi moodnya mewarnai juga hilang. Akhirnya dia hanya duduk di atas kursi menatap gambarnya sambil terus cemberut.
Sementara itu orang tua tipe permisif akan langsung pergi tanpa berkata apa-apa dengan membawa sendiri bungkus permen yang tadi digeletakkan Lia di atas meja. Lia akan melirik sedikit ke ibunya dan dia senang di dalam hati. Berarti besok dia tidak perlu lagi membuang sampah ke tempat sampah. Toh, ibunya selalu membereskannya.
Sedang tipe demokrasi mencoba mendiskusikan terlebih dahulu dengan anak, Baiklah, sayang, tapi jika sudah selesai mewarnai pohonnya segera dibuang dulu ya bungkusnya. Nanti banyak semut yang mengerubuti bungkus permennya lho! Jadi jijik deh mejanya. Dan masih asyik mewarnai Lia menjawab, Ya, Ma. Ibunya pergi dari tempat duduknya tapi masih lagi berkata, Lima menit lagi Mama akan lihat apa kamu sudah membuang bungkusnya apa belum. Tipe orang tua demokrasi mencoba memberi kepercayaan pada anak untuk melakukan tanggung jawab. Tapi harus juga dilihat bentuk kepercayaan dan tanggung jawab anak itu hasilnya. Karena jika dalam lima menit belum dibuang bungkus permennya, maka orang tua harus tegas pada anak.
Tipe pola asuh yang keempat atau lepas tangan, tidak akan merespon apapun terhadap kegiatan anak-anak. Mereka mungkin akan terlalu sibuk dengan urusannya sendiri hanya berbasa-basi menanyakan ini dan itu pada anak. Walau urusannya itu sekadar menonton acara gossip televisi. Anak pun merasa tidak perlu mengatakan apapun pada orang tua, toh percuma juga apabila kegiatan dan hasil karyanya ditunjukkan. Orang tua tidak akan menggubrisnya. Sehingga timbullah pemikiran bahwa apapun yang ia lakukan di dunia ini tidak ada yang memedulikan.

Sabtu, 03 September 2016

Tipe Pola Asuh Orang Tua #WiseParenting


            Tanpa disadari, pola asuh kita terhadap anak akan sangat berpengaruh pada mentalitas dan cara pandang kehidupan anak itu sendiri. Bayangkan orang tua yang terlalu keras dan sangat kaku menerapkan pola asuh sampai anaknya berpendapat saja tidak berani mengucapkannya. Atau orang tua yang terlalu sayangnya hingga memanjakan anaknya sampai orang tuanya tidak mau sama sekali berkonflik dengannya. Nah, beberapa pola asuh tersebut langsung bisa kita ketahui ujungnya. Bagaimana dengan kita?
            Menurut Diana Baumrind dalam Effective Parenting during the Early Adolescent Transition membagi pola asuh menjadi 4 bagian, yakni permisif, otoriter, demokrasi, dan lepas tangan. Keempatnya memiliki pola asuh yang khas dan bisa berakibat pada kebebasan atau kontrol pada anak yang berlainan.
            Pola permisif yaitu pola asuh orang tua yang berusaha untuk sama sekali meniadakan hukuman, menerima apapun keinginan anak, selalu membenarkan cara anak meski meledak-ledak, mengiyakan hasrat anak, dan aksi mereka. Orang tua seperti ini sangat hangat pada anak-anaknya tetapi tidak pernah memerintah. Mereka sangat memanjakan dan pasif dalam pola asuh, dan orang tua seperti ini sangat percaya bahwa untuk mewujudkan kasih sayang mereka adalah melalui harapan yang membahagiakan pada anak.
            Orang tua permisif tidak suka mengatakan ketidakpuasan pada anak-anak mereka. Dan hasilnya, anak-anak akan melakukan apapun sebebas-bebasnya tanpa kontrol dari orang tua. Anak-anak bisa dengan sesukanya memilih keputusan apapun yang mereka inginkan tanpa masukan dari orang tuanya. Akibat dari pola asuh seperti ini adalah anak-anak yang kurang dapat mengendalikan egonya dan seenaknya sendiri.
            Pola asuh kedua adalah otoriter. Orang tua semacam ini sangat ketat mengontrol anak. Mereka mengagungkan kedisiplinan, menggunakan hukuman, dan selalu menyuruh anak-anak untuk taat pada perintah yang mereka buat. Pokoknya semua perkataan orang tua harus dituruti karena ada konsekuensi yang mereka terapkan jika anak membantah dan tidak patuh.
            Orang tua otoriter tidak perlu mendiskusikan apapun tentang peraturan yang berlaku di rumah. Karena yang penting, semua yang mereka perintahkan harus dipatuhi anak. Orang tua semacam ini juga percaya bahwa anak-anak harus menerima, tanpa membantah sedikitpun, aturan dan perintah yang mereka buat. Pada kenyataannya, anak-anak dengan orang tua semacam ini akan menghasilkan dua sikap berbeda anak, terutama jika berada di luar lingkungan rumah. Pertama, kemungkinan anak akan menjadi pemberontak, dia akan merasa sangat bebas ketika tidak berada di dalam rumahnya sehingga terhindar dari tekanan-tekanan yang membelenggunya. Lalu bisa jadi menghasilkan sifat agresif. Sedangkan yang kedua, kemungkinan anak tidak dapat mandiri dan tidak punya inisiatif. Seringnya perintah dan perlakuan keras orang tua membuat anak seolah takut melakukan apapun karena ada konsekuensi baginya jika salah dalam melakukan sesuatu. Akhirnya anak hanya pasif dan tak akan melakukan apapun sebelum diperintah terlebih dahulu.
            Orang tua demokrasi mencoba memberikan kebebasan pada anak tetapi dalam batas-batas dan kendali. Mereka tidak akan langsung bicara, “Pokoknya ibu sudah katakan seperti itu, harus tetap dilaksanakan!” tapi mereka mendengarkan alasan dalam sudut pandang dan alasan yang dibuat anak, “Ibu memberimu waktu lima menit, sesudah itu kamu harus melaksanakannya.”
            Orang tua tipe ini mau untuk diajak berdiskusi dengan anak-anak, menyepakati bersama aturan, dan menerapkan aturan sesuai dengan kesepakatan yang sudah diketahui bersama dengan anak-anak. Sehingga anak-anak akan belajar pula tentang tanggung jawab karena mereka mengetahui sebelumnya konsekuensi apa yang akan diperoleh jika melakukan atau tidak melakukan ini dan itu.
            Orang tua yang lepas tangan adalah pola asuh terakhir. Biasanya orang tua seperti ini mempunyai waktu amat sedikit untuk berinteraksi dengan anak-anaknya. Mereka tidak akan memerintah atau mengiyakan apapun dari anaknya. Semua terserah anaknya karena mereka tidak terlibat apapun atau bahkan mengabaikan akan. Kalimat yang sering diucapkan orang tua model ini seperti, “Terserah, pokoknya saya tidak mau tahu!” atau, “Mengapa ibu harus peduli?”

            Akibat dari orang tua yang berlepas tangan karena tidak memiliki banyak waktu dengan anak adalah seperti pada halnya pada pola asuh permisif. Anak akan mempunyai perilaku seenaknya, bebas sebebas-bebasnya, bahkan lebih parah lagi yakni bermasalah pada perilakunya di kehidupan sosial.

Rabu, 31 Agustus 2016

Gebyar PAUD di Yonkav 3 Singosari Malang




Keceriaan nampak terpancar di wajah-wajah lucu nan imut dari sekitar 3000-an peserta acara gebyar PAUD yang diadakan oleh Himpaudi Kabupaten Malang. Sedangkan pendidiknya sekitar 800-an Cuaca yang cerah ceria juga seakan mendukung terselenggaranya gebyar PAUD dalam rangka memperingati hari jadi Himpaudi yang jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2016.
Acara gebyar PAUD yang melibatkan seluruh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari wilayah Kabupaten Malang bagian utara ini  dipusatkan di batalyon kavaleri/Yonkav 3 Andhaka Cakti, Singosari-Malang. Sebuah markas batalyon yang menyimpan tank dan kendaraan tempur khas TNI Angkatan Darat lainnya.
Dan di sinilah keceriaan itu bermula, karena anak-anak yang berusia 2 tahun hingga 6 tahun tersebut dapat bergantian menaiki tank dengan didampingi oleh ibu-ibu gurunya (atau mereka menyebut dengan Bunda).
Gebyar PAUD yang dimulai pukul 08.00 WIB ini juga dihadiri oleh ketua Himpaudi Kabupaten Malang, Dra. Lies Zuhroh dan dibuka oleh Kepala Bidang PLS Kabupaten Malang, Drs. Sudarjo, M.Pd. yang mewakili Kepala Dinas Kabupaten Malang. Dalam sambutannya kepala Bidang PLS Kabupaten Malang menyatakan apresiasi yang besar atas terselenggaranya gebyar PAUD Kabupaten Malang tahun 2016 dan berharap acara ini bisa berlangsung setiap tahunnya.
Selanjutnya setelah pembukaan, diadakan senam masal Si Kumbi yang dilakukan antara anak-anak dan orang tuanya. Senam Si Kumbi selain dilaksanakan dengan gerakan-gerakan yang mencerminkan kegembiraan, juga syair yang terkandung di dalamnya sarat akan pesan moral. Utamanya kejujuran bagi anak-anak. Senam ini bahkan menjadi senam wajib pada pagelaran Gerakan Nasional Pembelajaran Aku Anak Jujur (Gernas Manjur) yang diadakan serentak oleh PAUD pada Bulan Juli lalu di seluruh Indonesia.
Nah, setelah senam masal Si Kumbi kemudian peserta didik yang sudah diatur bergiliran per kecamatan ini lalu menaiki tank dan kendaraan lapis baja lainnya. Dengan dibantu oleh anggota tentara, anak-anak ini dengan senangnya dapat naik ke dalam kendaraan tempur tersebut. Bahkan beberapa diantaranya ada yang naik ke atas kendaraan. Tentu saja masih tetap dalam pengawasan guru dan tentara.

Meskipun tank yang mereka naiki hanya sekitar 10 atau 15 menit saja dan berkeliling di seputar wilayah lapangan Yonkav 3 Singosari-Malang, tetapi anak-anak begitu bersemangat dan merasa terkesan dengan pembelajaran mereka hari itu yang amat menyenangkan. Malah ketika ditanya setelah naik tank, “Apa cita-citamu?” serentak mereka akan menjawab, “Jadi tentara!”



Jumat, 26 Agustus 2016

Kalender Pendidikan PAUD Amanah Bunda Lawang 2016-2017


Kalender Pendidikan PAUD Amanah Bunda Lawang Semester 1 
Tahun ajaran 2016-2017



Kamis, 25 Agustus 2016

Gebyar Kemerdekaan RI ke-71 di PAUD Amanah Bunda Lawang






Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara kegembiraan sekaligus perjuangan untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71 dilakukan penuh semarak di PAUD Amanah Bunda Desa Mulyoarjo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Kali ini lomba-lomba ketangkasan yang diikuti oleh seluruh peserta didik PAUD Amanah bunda Lawang beserta orang tuanya tersebut diselenggarakan pada Hari Jumat tanggal 26 Agustus 2016. Lomba-lomba yang diadakan antara lain: lomba makan kerupuk dan lomba berjalan di atas karton titian untuk para peserta didik. Sedangkan untuk orang tuanya diadakan lomba membawa tampah yang didalamnya terdapat bola tenis dan lomba memasukkan benang ke dalam jarum sambil lari cepat.

Tentu kelucuan dan gelak tawa mewarnai lomba yang diselenggarakan oleh PAUD Amanah Bunda Lawang kali ini. Menurut Choirul Qomariah, S.P., Kepala Sekolah PAUD Amanah Bunda Lawang menyatakan bahwa kegiatan untuk menyemarakkan kemerdekaan selalu diadakan setiap tahunnya. "Entah itu yang dilakukan atas undangan dari pihak luar ataupun kami mengadakan di dalam PAUD Amanah Bunda sendiri, kami selalu aktif berpartisipasi," terangnya.






 

My Blog List

Term of Use

PAUD AMANAH BUNDA LAWANG Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino